Halaman

Sabtu, 19 Mei 2012

STAIL Hidayatullah Surabaya Kampusku - BELAJAR DARI CICAK

STAIL Hidayatullah Surabaya KampuskuAneh sekali, makanan cicak ialah serangga yang dapat terbang. Lalat, kumbang kecil dan lain-lain yang mempunyai sayap. Kalau difikirkan secara logik, mana mungkin cicak yang hanya ada kaki yang melekat di dinding itu mampu ‘memburu’ mangsanya yang dapat terbang. Tentulah begitu sukar bukan? Bukankah lebih sesuai jika Allah kurniakan untuk cicak sepasang sayap yang juga mampu terbang  guna memburu mangsanya? Barulah adil.
Tapi Allah SWT Maha Mengetahui, walaupun cicak tidak dikurniakan sayap tetapi Allah kurnikannya lidah yang panjang, mata yang tajam dan keuletan yang luar biasa untuk mendapat rezkinya. Seolah-olah cicak tidak ‘mengeluh’ kerana tidak bersayap, sebaliknya menggunakan lidah, mata dan kakinya dengan penuh kesungguhan untuk mencari rezki. Secara mudah, bolehlah dikatakan cicak tidak fokus pada kekurangannya, sebaliknya berfokus pada kelebihannya. Hasilnya, cicak tetap dijamin rezekinya.

STAIL Hidayatullah Surabaya Kampusku - Masa Depan Islam

STAIL Hidayatullah Surabaya KampuskuUmar Ibrahim Vadillo - World Islamic Mint-World Islamic Trading Organization
Islam, tentu saja, kekal, maka sampai kapan pun Islam tetap sama. Dienul-Islam telah dikukuhkan secara utuh sejak wafatnya Rasul SAW, dan tak kan berubah hingga akhir zaman.
Kitalah yang berubah. Kaum Muslimin yang berubah. Bagaimana kita mewujudkan dan menafsirkan Islam berubah seiring dengan jalan sejarah dan dengan cara itu sejarah Islam terbentuk. Untuk masa depan, penting bagi kita untuk bercermin diri dan memahami apa yang harus diutamakan ketika kita berbicara tentang Islam. Apa yang kita miliki bersama, yang kita ambil, kita pinjam, dari Rasul SAW, hingga hari ini?
Pertama yang penting kita pahami adalah bahwa Islam itu paripurna. Kita tidak bisa mengambil sebagian saja dan tidak pula bisa mengambil di saat Islam belum utuh, apalagi cuma penggalannya. Dari sementara orang